Isu terbaru

PERINGATAN FDA: PENGGUNAAN OBAT NYERI DAN DEMAM PADA PARUH KEDUA MASA KEHAMILAN DAPAT MENYEBABKAN KOMPLIKASI

 

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tanggal 15 Oktober 2020 mengumumkan perlunya perubahan pelabelan pada obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Perubahan ini meliputi pelabelan baru yang menjelaskan bahwa jika wanita hamil minum obat ini pada masa kehamilan sekitar 20 minggu atau lebih, obat tersebut walau jarang terjadi, dapat menyebabkan masalah ginjal yang serius pada bayi yang belum lahir (janin), yang mana dapat menyebabkan rendahnya cairan ketuban dan potensi komplikasi kehamilan.

 

OAINS meliputi obat-obatan antara lain ibuprofen, naproxen, diclofenac, dan celecoxib. Banyak orang mengonsumsi obat-obatan ini selama beberapa dekade untuk mengobati rasa sakit dan demam dari berbagai kondisi medis. Terdapat 2 macam OAINS, yaitu dengan resep dokter dan tanpa resep dokter (over the counter / OTC). Obat-obatan tersebut bekerja dengan memblokir produksi bahan kimia tertentu pada tubuh yang dapat menyebabkan inflamasi / peradangan. Aspirin merupakan salah satu contoh dari OAINS, namun, rekomendasi tidak penggunaan obat ini tidak berlaku untuk penggunaan aspirin dosis rendah (81 mg). Aspirin dosis rendah merupakan pengobatan penting untuk beberapa wanita selama masa kehamilan dan harus dikonsumsi dibawah arahan dari pelayanan kesehatan yang profesional.

 

Patrizia Cavazzoni, MD, pejabat direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA menyatakan bahwa penting bagi wanita untuk mengerti manfaat dan risiko dari obat-obatan yang dikonsumsi selama masa kehamilan. Untuk tujuan ini, FDA menggunakan otoritasnya untuk menginformasikan kepada para wanita dan penyedia layanan kesehatan mengenai risiko-risiko jika OAINS digunakan setelah sekitar 20 minggu masa kehamilan.

 

Setelah sekitar 20 minggu masa kehamilan, ginjal bayi yang belum lahir (janin) ini mulai memproduksi sebagian besar cairan ketuban. Sehingga masalah ginjal pada janin dapat

Profil Penulis

lanny s

Latar belakang pendidikan adalah teknik kimia (S1 dan S2). Bergabung dengan CTCI Corporation (perusahaan EPC Taiwan) sebagai Piping Engineer di tahun 2008. Bergabung dengan Alfa Laval Malaysia Sdn. Bhd. (perusahaan Swedia) sebagai Project Manager dari South East Asia Regional Competence Centre (SEA RCC) di tahun 2012. Bergabung dengan CM Plus Corporation sebagai Project Engineer di tahun 2015.

Lihat semua artikel dari penulis